Minggu, 18 November 2012

KAU

Kau itulah Aku

Secarik  kalimat menata akan segala arti guna
Seraut wajah kecutmu adalah penghambat guna hidup
Biarkanlah rautmu seindah alasanmu bertahan hidup
Jika terus saja seperti itu, rasa takutmu bertambah
Meremehkan waktu saja petaka bagi siapa dirimu sebenarnya
Tetaplah berdiam dengan bebanmu untuk  menghindari  masalah
Biarkan dia pergi dengan sendirinya, atau kau tanggung semampumu, jangan membuatmu bodoh sepanjang hari
Betapa keras kau mencoba mengakhiri lukamu dengan kebodohanmu yang itu itu saja
Tidakkah kau lelah mencobanya berulang kali, namun nyatanya kau tak mampu ?
Kau bukan lagi anak kecil, yang berlari sekuat kau mampu ketika dimarahi ibumu saat itu. Lalu kau kembali karena takut
Hadapilah jangan berlari lagi
Salah mu juga dengan hiruk piluk yang kau buat sendiri
Jangan cemaskan, esok akan indah seperti harapanmu sejauh ini
Apakah kau masih memiliki harapan?
Kembangkanlah harapan mu satu per satu yang tersedia
Nantikanlah dirimu yang baru bukan yang terlihat sekarang
Waktu mu tak ada yang tahu, tak ada yang bisa menggantikan masa kecil
Sekali – kali boleh saja kau lakukan itu, melihat kearah belakang agar kau tak lupa diri
Perasaanmu tak sekacau tadi, sebelum kau menulis semua keluhanmu
Jika seseorang mengerti, pasti akan tahu siapa “KAU”


0 komentar:

Posting Komentar