Diresapan asa aku
menghela, membiarkan diriku selara melayang
Hembusan angin kian
menyebar, memberikan bau kebebasan
Kini aku berbalik,
merelakan tulang punggungku mengeras pilu
aku terpaku tak berhayal,
kosong dan hampa
pikiranku lari bersama
angin yang tak rupa, membiarkannya tak tertuju kemanapun
hujatan tak bertuan
menepi batin
terkuak dengan dahaga
nadi
hempasan tangan keras
ingin terbalaskan
mungkin saat amarah tak
tertahan
tertanam jerit yang ku enyam
sendirian
sederhana tapi…menggores
luka selamanya
“jika aku terlelap lama,
ingin sekali seperti angin yang sedang ku nikmati saat ini… Menari indah tanpa
beban, mengajak yang lemah pergi bersama.
Tapi bila aku masih
terbangun sampai detik ini, ijinkan ku tetap dapat mendekap erat orang yang
menyayangiku, utuh tanpa keterpaksaan yang tak pernah ku inginkan.”
0 komentar:
Posting Komentar